Rabu, 20 Desember 2017

Kain-kain Tradisional Khas Indonesia

Semua yang ada di Indonesia memang merupakan perwujudan dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini. Mulai dari kuliner, musik bahkan sampai fashion asli khas Indonesia sekarang ini sudah diakui dalam pentas dunia. Anak-anak muda generasi Indonesia sekarang tidak malu lagi mengenakan pakaian daerah dalam berbagai kegiatan formal maupun non formal. Tidak cukup sampai di situ, maskapai penerbangan Indonesia juga banyak yang turut berpartisipasi mengenalkan kekayaan tanah air ke mata dunia.
Berbicara tentang fashion asli Indonesia, setiap daerah yang tersebar di seluruh penjuru nusantara mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Papua juga memiliki pakaian khasnya masing-masing. Ciri-ciri khas daerah bukan hanya sebatas terlihat dari corak yang tergambar, namun termasuk proses untuk membuatnya.
Sederet kain menawan dihasilkan menggunakan sistem tenun, yakni teknik sederhana untuk merangkai atau menggabungkan benang secara melintang serta memanjang. Bahan yang digunakan umumnya dari kapas, serat kayu atau sutra. Pakaian tradisional yang diwariskan secara turun temurun tersebut saat ini mudah dijumpai di berbagai acara fashion kelas dunia. Nah, kira-kira apa kalian benar-benar mengetahui apa saja kain tradisional Indonesia yang dihasilkan dari berbagai daerah dari Sabang – Merauke?

1. Batik, Si Cantik Berbagai Motif yang Melalang Buana Ke Berbagai Belahan Dunia

Siapa yang tidak kenal dengan kain dengan berbagai corak ini. Sekarang ini keberadaan kain Batik bukan hanya mudah didapatkan dari sekitar Pulau Jawa, akan tetapi juga di sejumlah daerah lainnya. Dari tiap daerah itu pula terdapat corak khas yang berbeda satu sama lain. Di Pulau Jawa sendiri berbagai macam motif atau corak Batik bisa dengan mudah ditemukan. Katakanlah seperti Batik Pekalongan, Batik Solo, Batik Garutan dan masih banyaak lagi. Sedangkan di sejumlah daerah lain juga bisa ditemukan berbagai motif semacam Batik Bali, Batik Madura hingga Batik Jambi.
Tidak hanya terkenal di pasar Indonesia, namun Batik juga sudah sering ditampilkan dalam aneka event fashion week berkelas internasional. Sederet desainer kondang yang turut mengenalkan Batik ke kancah internasional diantaranya adalah Denny Wirawan lewat ajang New York Fashion Week 2016, Iwan Tirta dengan desain yang dikenakan oleh para kepala negara dalam pertemuan APEC 1994, Poppy Dharsono, Edwin Hutabarat dan masih banyak lagi.
Maskapai penerbangan Batik Air juga menggunakan Batik sebagai motif di badan armada pesawat yang mereka gunakan. Sebagaimana diketahui, Batik Air merupakan anak perusahaan Lion Air yang membuka layanan penerbangan domestik dan internasional. Adapun layanan penerbangan internasional dari Batik Air sendiri adalah Perth, Singapore dan Kuala Lumpur.

2. Sasirangan, Kain Khas Kalimantan Selatan Yang Dihasilkan Dengan Teknik Ikat

Kain adat milik suku Banjar, Kalimantan Selatan, Sasirangan dihasilkan dengan cara yang sangat unik lho! Sasirangan dibuat dengan cara diikat kemudian dicelupkan ke dalam bermacam warna sehingga mampu membentuk motif yang beragam. Berbeda halnya dengan jenis tie dye, Sasirangan cenderung berdesain formal sekaligus elegan. Beberapa motif Sasirangan yang sudah diakui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI diantaranya adalah Iris Pudak, Bayam Raja, Kambang Raja, Kulit Kurikit dan Ombak Sinapur Karang.
Kain Sasirangan
Kain Sasirangan

3. Banjar Punya Sasirangan, Batak Punya Ulos si Tenun Halus

Kain tradisional khas Batak yang umumnya ditampilkan dalam bentuk selendang guna melengkapi baju adat tidak lain adalah Ulos. Jika dilihat dari teknik pembuatannya, maka kain Ulos termasuk dalam jenis tenun halus yang dibuat tanpa menggunakan bantuan mesin. Warna yang umumnya digunakan di dalam membuat Ulos sendiri diantaranya merah, putih dan hitam. Ulos juga mmenonjolkan kesan yang tegas tetapi simpel.

4. Sarung Bugis, Kain Spesial Berbahan Sutera Dengan Benang Perak dan Emas

Kain tenun Sarung Bugis merupakan jenis kain tradisional Indonesia yang tergolong sangat spesial. Tentu unsur spesial tersebut dikarenakan Sarung Bugis dibuat menggunakan bahan sutera dengan rangkaian benang perak dan emas. Kain tradisional milik Makasar ini bahkan menampilkan perpaduan warna yang sedikit lebih ramai dengan menghadirkan motif kotak nan menawan.

5. Bermotif Garis Klasik, Kain Lurik Solo, Yogyakarta dan Klaten Tak Kalah Mempesona

Kain yang hingga saat ini masih cukup banyak ditemukan di daerah Solo, Yogyakarta dan Klaten ini pada beberapa tahun lalu sempat mengalami ancaman “kepunahan”, tidak lain karena kurangnya pengrajin kain lurik yang masih bertahan. Selain itu, lurik yang dahulu hanya dikenal sebagai kain murah karena dibuat menggunakan bahan katun biasa, sekarang ini banyak menjadi tambahan motif untuk blus, dress hingga kemeja. Lurik sendiri sebenarnya memiliki motif yang sangat khas dan unik, yakni berupa motif garis klasik dengan nuansa warna solid.
Sekarang ini Klaten sedang gencar dipromosikan sebagai daerah yang memiliki sentra kerajinan kain Lurik ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Khususnya di Desa Tlingsing, kecamatan Cawas, kabupaten Klaten. Beberapa daerah di Klaten lainnya yang juga masih menghasilkan kain lurik ATBM adalah Pedan, Bayat, Cawas, Delanggu, Juwiring dan Karrangdawa.

6. Lombok Juga Punya Kain Songket Dengan Warna Khas Perpaduan Benang Emas

Memiliki motif yang sangat khas dengan perpaduan benang berwarna emas membuat Songket Lombok terkesan mengkilap dan mempesona. Tidak heran, kain yang satu ini selalu ramai diincar turis pada saat menyambangi salah satu pulau menawan Indonesia ini. Corak hingga nuansa warna Songket Lombok ini juga menonjolkan kesan cerah sehingga sangat cocok dipadukan dengan pilihan busana polos apa pun. Nah, kalian yang mengaku berdarah asli Indonesia atau bahkan Lombok, sudah pernah belum mencoba Songket Lombok nan cantik ini?

7. Bukan Cuma Siger, Lampung Juga Punya Kain Tapis Yang Keren Diborong Sebagai Oleh-Oleh

Saat bertandang ke Lampung jangan lupa untuk menyempatkan diri berburu kain Tapis. Kain khas yang berasal dari provinsi dengan lambang Siger ini memiliki motif lokal yang memang sangkat khas. Hingga saat ini masih belum banyak yang memanfaatkan kain Tapis sebagai bahan untuk membuat kemeja atau dress dan sejenisnya. Hal tersebut dikarenakan kain asli Lampung ini termasuk sebagai kain adat yang awalnya khusus digunakan dalam momen-momen tertentu. Selain itu, rata-rata harga untuk setiap satu lembar kain Tapis juga dibanderol dalam kisaran jutaan rupiah. Tentunya harga yang sangat fantastis jika hanya sebatas digunakan sebagai tambahan dari fashion sehari-hari bukan?

8. Suku Dayak Punya Tenun Khas Dengan Motif Lokal Berpadu Pola Asimetris

Pernah menyaksikan langsung bagaimana suku Dayak menghasilkan tenun khas yang sangat menawan? Ya! Tenun Dayak dibuat dengan memadukan motif lokal dengan pola asimetris. Sehingga sangat tidak mengherankan jika motif yang dihasilkan benar-benar sangaat khas. Bukan hanya dari segi motif, untuk warna yang ditonjolkan oleh Tenun Dayak juga tidak kalah khas, yakni menonjolkan warna-warna cerah.

9. Menyambangi Desa Tenganan, Bali Ada Kain Gringsing Yang Siap Menyambut

Menghasilkan sebuah masterpiece memang bisa dikatakan bukan pekerjaan mudah. Hal tersebut sangat berlaku untuk jenis kain yang dihasilkan oleh Desa Tenganan, Bali. Dibutuhkan waktu minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun demi bisa menghasilkan kain Gringsing yang dibuat menggunakan teknik double ikat ini.

10. Terkenal Dengan Sungai Musi, Palembang Juga Punya Kain Songket Khas

Sedikit bergeser dari Lampung dengan kain Tapisnya, ada Songket Palembang yang sudah mendaratkan kaki di kancah internasional belum lama ini. Sosok desainer muda Dian Pelangi sekitar satu tahun yang lalu diketahui mengenalkan kain khas Palembang ini dalam acara fashion show yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Songket Palembang juga mudah dikenali karena dihasilkan melalui campuran berupa benang emas sutra dicampur dengan katunn, dengan demikian menjadikan kainnya terasa keras atau kaku. Umumnya Songket Palembang juga dibuat menggunakan benang emas asli/ benang emas jantung dengan berat mencapai 1 kg, 18 karat. Selain itu harga dari Songket Palembang juga tergolong fantastis karena berada pada kisaran 3 sampai dengan 5 juta. Beberapa diantaranya bahkan ada yang mencapai puluhan juta.
kain songket
Kain Songket

11. Memiliki Hubungan Dekat Dengan Batik, Besurek Memadukan Tulisan Kaligrafi Sebagai Motif

Besurek merupakan kain yang terbilang masih memiliki hubungan dekat dengan batik. Namun, Basurek sendiri sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya Arab. Pengaruh tersebut bisa dilihat melalui motif yang sangat unik berupa perpaduan tulisan kaligrafi yang ditampilkannya. Sebagian besar kain Basure sendiri memang lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama kemeja pria.

12. Pulau Dewata Juga Punya Kain Poleng Untuk Keperluan Religius dan Dekorasi Ruangan

Kain Poleng memiliki motif kotak yang sangat populer. Kain yang menjadi ikon dari Pulau Dewata ini juga bukan hanya digunakan dalam berbagai keperluan bernuansa religius, akan tetapi dimanfaatkan dalam berbagai aksen dekorasi ruangan. Makna umum dari Poleng sendiri merupakan mengenai dua sifat yang sangat bertolak belakang, lyaknya baik-buruk maupun tinggi dan rendah.

13. Jumputan Dibuat Dengan Caa Ikat dan Dicelupkan Dalam Beragam Warna Cantik

Ini merupakan jenis kain yang dibuat menggunakan teknik ikat dan celup. Dimana kain diikat kemudian dicelupkan ke dalam beragam pilihan warna yang cantik. Awalnya teknik ikat dan celup yang digunakan untuk membuat kain Jumputan sendiri berasal dari Cina yang dibaa ke Cina oleh seorang saudagar India. Bukan hanya dimanfaatkan sebagai bahan utama kebaya, kain Jumputan juga sudah banyak dirancang ke dalam berbagai busana yang lebih fashionable layaknya sebagai outer wear maupun celana harem.

14. Kalimantan Selatan Menyimpan Tenun Ulap Doyo Sebagai Peninggalan Kerajaan Kutai

Kain Tenun Ulap Doyo merupakan kain tradisional Indonesia yang berasal dari kerajaan paling tua tanah air, yakni Kutai Kartanegara yang di Kalimantan Timur. Ulap Doyo dihasilkan dari bahan alami yang tidak lain adalah daun doyo yang diolah sebagai bahan benang. Kain Tenun Ulap Doyo memiliki ciri khas yang sangat kuat pada perpaduan motif garis-garis dengan corak flora dan fauna yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar